Presiden Jokowi berada di kokpit jet tempur Sukhoi Su-27/30 di Natuna.
Peresmian Bandar Udara Ranai, Kamis (06/10), di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Natuna, sekaligus menandai dibukanya penerbangan komersial di Kabupaten Natuna.
Di bandara, Presiden melakukan peninjauan static show peralatan tempur. Di atas panggung acara, Presiden juga menyaksikan manuver latihan tempur TNI Angkatan Udara.
Presiden Jokowi, dalam sambutannya, mengatakan, Indonesia sudah saatnya memandang laut dan langit sebagai penghubung dan pemersatu Indonesia dan bukan sebagai pemisah, demikian rilis Kepala biro pers, media dan informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
"Sehingga hubungan konektivitas antar kota provinsi, kota, kabupaten dibutuhkan karena tanpa konektivitas kita akan tertinggal," kata Presiden.
Menurutnya, Bandara Ranai menjadi jembatan udara antara Natuna dan Tanjung Pinang, Batam, dan provinsi serta kabupaten maupun kota yang lain.
Simbol pertahanan kedaulatan
Presiden Jokowi berbincang dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna.
Pemerintah, tambahnya, mulai membangun kawasan perikanan di Selat Lampat yang masih berada di kawasan Natuna, dengan luas lebih dari 100 hektar.
Dia mengharapkan pada pertengahan tahun depan, kawasan perikanan dapat diresmikan dan akan memberikan dampak ekonomi yang baik untuk kawasan masyarakat Natuna.
Sementara Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan Ranai akan menjadi bandara yang penting karena berada di kawasan paling Utara Indonesia.
Sehingga, lanjutnya, bandara ini dibutuhkan untuk meningkatkan mobilitas dan menjadi simbol pertahanan kedaulatan.
"Bandara ini di Natuna dan sangat strategis dilihat dari letaknya. Di bandara ini baru ada dua maskapai, jadi setelah ini kami akan berupaya untuk membuat agar maskapai besar seperti Garuda Indonesia untuk bisa datang ke sini," ujar Budi.
http://www.bbc.com
EmoticonEmoticon