Roebling, memberi keyakinan pada anaknya, Washington, adalah calon insinyur muda, bahwa jembatan bisa dibangun. Keduanya mengembangkan konsep, bagaimana hal itu bisa terjadi, dan bagaimana menghadapi hambatan yang akan muncul. Dengan berbekal tekad dan inspirasi, mereka mulai memperkerjakan kru, dan mulai membangun.
Proyek ini baru berjalan beberapa bulan, ketika kecelakaan tragis terjadi. John Roebling meninggal pada kejadian itu, dan Washington, mengalami luka parah pada bagian kepala, menyebabkan kerusakan permanen di otaknya. Dia tidak bisa berbicara ataupun berjalan. Semua orang merasa bahwa proyek harus dibatalkan karena hanya Roebling adlah satu - satunya orang yang tahu bagaimana jembatan bisa dibangun.
Meskipun wasington tidak bisa bergerak atau berbicara, namun pikirannya masih setajam sebelumnya, dan dia masih memiliki hasrat yang membara untuk menyelesaikan jembatan. Pada saat masih berbaring di rumah sakit, dia mengembangkan cara berkomunikasi dengan kode. Satu - satunya bagian tubuhnya yang bisa digunakan untuk berkomunikasi adalah satu jarinya. Dia menyentuh pundak istrinya, Emely, menekannya, dengan cara itulah kemudian dia berkomunikasi dengan insinyur lain, melalui istrinya. Selama tiga belas tahun Wasington mengetuk dengan jarinya, sampai proyek spektakuler Brooklyn Bridge akhirnya rampung.
Washington dan istrinya memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua, bukan hanya karena hasil pencapaiannya dalam pembangunan jembatan itu, melainkan kegigihan dan semangat yang ada di balik pembangunannya sungguh sesuatu yang tidak kalah pentingnya.
"Kegigihan bisa memungkinkan hal yang tidak mungkin"
Diambil dari cerita yang berjudul " To Build a Bridge"
http://www.bizmove.com/inspiration/m9b.htm
EmoticonEmoticon